Supplies of School, IT & Office Equipment


SAM.CO.ID – JAKARTA.

Harga minyak mentah WTI serta Brent menurun setelah Presiden AS Donald Trump mengeluarkan pengumuman tentang kebijakan tariff impornya yang baru.

Menurut data dari Trading Economics pada hari Kamis (3/4) pukul 20.16 WIB, harga minyak mentah WTI anjlok sebanyak 7,4% hingga mencapai angka US$ 66,428 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent juga ikutan merosot dengan persentase kemerosotan harian yang sedikit lebih rendah yaitu 6,79%, berada di posisi US$ 69,868 per barel.

Penurunan harga minyak mentah mengikuti pernyataan tentang aturan bea masuk baru-baru ini dari Trump terhadap para pengekspor minyaknya. Jangka pendek, sektor energi, khususnya minyak mentah, mungkin akan tetap tidak stabil sementara investor mencermati ketegangan dalam perdagangan internasional.

Selain ketakutan akan kemungkinan konflik perdagangan yang disebabkan oleh keputusan tariff milik Trump, harga minyak mentah pada saat ini juga dipengaruhi secara negatif oleh niat beberapa negara anggota OPEC+ untuk meningkatkan produksinya.

Sekilas, beberapa anggota OPEC+, termasuk Rusia, Kazakhstan, serta Irak, direncanakan untuk mengurangi produksi mereka guna meredam surplus pasokan global dari minyak mentah. Ini sementara waktu berhasil mendorong kenaikan sedikit harga minyak mentah karena adanya keprihatinan terkait pengurangan suplai.

Tetapi rencana itu kemudian berbeda. Sebagaimana dilaporkan oleh Reuters pada hari Kamis (3/4), kelompok OPEC+ akan menambah produksi minyaknya menjadi 411.000 barel setiap harinya dari angka semula yaitu 135.000 barel per hari. Kenaikan produksi ini didorong oleh kondisi pasar yang baik serta prospek masa depan yang optimistis.

Sampai saat ini, nilai minyak mentah sudah anjlok sampai 4 persen karena adanya kebijakan tariff sebelum OPEC+ mengambil langkah menaikkan produksi minyak mereka. Dua hal tersebut mendorong laju penurunan pada harga minyak mentah global.

Harga minyak mentah sekarang mendekati titik terendahnya dalam enam bulan terakhir, mencapai US$ 66,030 per barel pada tanggal 10 Maret 2025. Pada periode yang sama, harga Brent turut merosot ke posisi terrendah, yaitu US$ 69,280 per barel.

Penurunan itu juga sebagian disebabkan oleh ketidakpastian mengenai dampak dari kebijakan tariff. Akan tetapi, harga minyak mentah memiliki potensi untuk merosot lebih lanjut di masa mendatang. Hal ini karena keputusan tariff terkini yang dikeluarkan Trump tidak mencakup impor minyak.