SAM
, JAKARTA – Sejumlah perusahaan energi di China sedang memindahkan fokus mereka dari minyak ke gas alam. Hal tersebut berlangsung bersamaan dengan perlambatan permintaan untuk minyak serta peningkatan potensi resiko akibat ketergantungan yang semakin tinggi pada impor gas alam.
Dikutip dari
Bloomberg,
Rabu (2/4/2025), produksi gas di China diperkirakan akan melebihi produksi minyak mentahnya untuk kali pertama pada tahun ini. Ketigaperusahaan nasional utama—PetroChina Co., Cnooc Ltd., dan Sinopec—menentukan sasaran peningkatan produksi dengan fokus lebih banyak pada gas alam karena diklaim memiliki dampak lingkungan yang kurang berbahaya dibandingkan bahan bakar fosil lainnya. Agar bisa mencapai hal tersebut, mereka merencanakan ekspansi ke wilayah-wilayah yang memerlukan teknologi canggih seperti lapangan batugamping non-konvensional serta lapisan air tanah dalam sebagai bagian dari strategi pengembangan.
Perubahan menuju penggunaan gas pada awalnya dipacu oleh harapan pemerintah dalam rangka memerangi pencemaran udara akibat pembakaran batu bara yang pernah menyelimuti kota-kotanya. Akan tetapi, proses ini semakin dipercepat lantaran lonjakan jumlah kendaraan berlistriktidak hanya meredam permintaan bensin, tapi juga menjadikan gas sebagai satu-satunya sektor di hilir industri yang masih tumbuh untuk para eksplorator.
PLTU milik PLN di Labuan melakukan uji coba dengan Green Ammonia untuk Co-Firing, Penjelasannya Ada Di Sini.
“Pembeli bersedia membeli seluruh gas yang kami hasilkan, terdapat peluang perkembangan yang sangat besar,” ujar Presiden Cnooc Yan Hongtao seperti dilansir dari
Bloomberg
.
Motivasi peningkatan produksi di China, negara dengan peranan sebagai importir gas terbesar globally, bisa jadi akan memperburuk situasi suplai global mendatang. Ini dikarenakan adanya fasilitas eksportasi LNG baru yang bakal aktif dalam waktu bertahun-tahun ke depan di lokasi-lokasi seperti Qatar dan Amerika Serikat. Selain itu, lebih banyak gas juga dialirkan lewat pipa bawah tanah dari wilayah Asia Tengah serta Rusia, kedua-duanya merupakan mitra strategis bagi China semenjak konflik Ukraina dimulai.
:
Pembelajaran dari Rekor Produksi Batubara 2024, Pakar: Perpindahan Energi Bukanlah Hal yang Sederhana
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terhambat karena penurunan di sektor properti, perusahaan-perusahaan energi milik China harus mengalihkan kembali stok bahanbakarnya ke pasar global, seperti halnya pembeli lainnya di wilayah Eropa dan Asia. Harga gas dalam negeri di China telah mulai lemah. Negara ini mampu memproduksi hingga kurang lebih 60 persen dari total konsumsi gas alamnya sendiri.
Pengeboran yang Sulit
:
Setelah Kegiatan Pertambangan Batubara Berhenti, Menteri Bahlil Fokus pada Sumur Migas yang Tak Terpakai
Meski demikian, gas telah terbukti menjadi faktor utama mendorong keuntungan tertinggi sepanjang masa bagi PetroChina, produsen bensin terkemuka di negeri ini. Menurut ketua perusahaan, Dai Houliang, saat memberikan arahannya pada hari Senin, kontribusi gas kini mencapai 54% dari seluruh output perseroan. Walaupun ada penyesuaian anggaran yang direncanakan untuk tahun ini, perusahaan berencana untuk meningkatkan percepatan pengembangan batu gamping, membangun fasilitas LNG, serta mengoptimalkan sistem pipanya guna menopang pertambahan tersebut.
“Wewaspada kita akan meningkatkan hasil gas selama lima tahun mendatang,” ungkap Wakil Presiden He Jiangchuan di sana.
Produksi minyak shale bisa meningkat sebesar 31% dalam lima tahun mendatang, sedangkan produksi dari formasi batubara diperkirakan akan berkali-kali lipat pada tahun ini.
Sinopec, perusahaan energi utama asal China yang sudah menjalankan lapangan gas shale terbesar di negerinya, baru saja menginformasikan tentang temuan besar lainnya yaitu cadangan minyak serpih signifikan di Provinsi Shandong.
Pada saat yang sama, perusahaan pengeboran lepas pantai Cnooc akan mengambil alih posisi kepemimpinan dalam meningkatkan produksi di antara ketiga perusahaan utama pada tahun ini dan tahun depan. Mereka sedang menjelajahi Laut Bohai sebagai sumber minyak dan gas terpenting mereka di negeri tersebut, serta merambah ke wilayah laut yang lebih jauh di Laut China Selatan.
Gas alam menjadi alternatif penting bagi industri migas tradisional yang tengah berkelut akibat percepatan adopsi kendaraan listrik di Tiongkok. Laba dari proses pemurnian anjlok pada tahun lalu ketika penggunaan minyak menyusut 1,2%, sementara itu ada peningkatan permintaan gas hingga 7,3%.
“Wakil Ketua Sinopec Zhao Dong baru-baru ini mengatakan ‘ Kami tetap komitmen pada ekspansi di sektor Hulu,’ ” dia menegaskan saat memberikan keterangan kepada media.