Pelatih Kepala Tim Nasional Indonesia Sumardji mengungkapkan kapan pasukan Garuda akan dapat melaksanakan sistem sepak bola penuh atau yang dikenal sebagai total football.
Tim nasional Indonesia belum berhasil mengimplementasikan gaya sepak bola total seperti yang diharapkan oleh pembesut timnya, Patrick Kluivert.
Sumardji menyadari hal tersebut dengan jelas setelah tim nasional Indonesia kalah 1-5 dari Australia dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sumardji merasakan kesedihan dan memahami perasaan para pemain serta pendukungnya.
chemistry
yang belum terbentuk.
Dan harapan untuk membuat tim nasional sepak bola Indonesia tampil menarik saat bertanding, beban itu jatuh kepada para pemain dari skuad Garuda.
Tim nasional sepak bola Indonesia sekarang perlu beradaptasi dengan situasi tersebut dalam jangka waktu singkat, dan semua itu harus dijalani tanpa banyak waktu yang tersedia.
“Perasaan para pemain saya sangat pahami dan ikut bersedih juga,” ujar Sumardji saat menjadi pembicara utama dalam acara One on One di TVOne yang disiarkan pada hari Jumat, 28 Maret 2025.
“Adaptasi dan
chemistry
Yang satu ini belum lengkap sepenuhnya, baik staf, pelatih, maupun pemain.”
“Untuk saat ini masih awal, kami perlu beradaptasi dalam waktu secepat mungkin,” tambahnya.
Maka, kapan tim nasional Indonesia dapat menerapkan gaya permainan sepak bola penuh seperti halnya tim nasional Belanda?
Sumardji mengatakan bahwa sebelum diterapkannya hal tersebut secara resmi, tim Garuda perlu menjalani banyak pertandingan persahabatan terlebih dahulu.
Sumardji percaya bahwa bukanlah sistem sepak bola total yang kurang sesuai bagi Tim Nasional Indonesia.
Cuma memang bukan waktu yang tepat bagi Marselino Ferdinan dan kawan-kawannya untuk mengimplementasikan cara main seperti itu.
“Banyak tes diperlukan untuk mencapai sepak bola yang sempurna,” jelas Sumardji lebih lanjut.
“Bukan sepenuhnya tidak sesuai dengan gaya sepak bola, tetapi masih dalam proses,” tambahnya.
Rancangan strategi tim nasional Indonesia telah menarik perhatian berbagai kalangan, terutama pakar sepak bola.
Banyak orang berharap agar Timnas Indonesia bertanding dengan gaya serangan terus menerus dan mendominasi pertandingan.
Namun, tak sedikit pula orang yang bersikap realistis terhadap cara bermain tim Garuda yang sebenarnya lebih efektif jika dimainkan secara pragmatis.
Bermain bertahan lalu memanfaatkan serangan balasan dianggap lebih sederhana bagi tim Garuda untuk dapat menciptakan gol.
Tentunya hal itu tergantung pada hasil laga menghadapi Australia, ketika tim nasional Indonesia memiliki kontrol atas jalannya permainan.
Namun, mereka tidak berhasil mempertahankan kemenangan dan malahan kebobolan lima gol melalui serangan balik.
Tim nasional Indonesia membutuhkan kemenangan sekarang, bukan hanya penampilan yang mengesankan namun diakhiri dengan hasil kekalahan.