Supplies of School, IT & Office Equipment


SAM

– Kebijakan tariff oleh Presiden AS Donald Trump menimbulkan banyak perdebatan dengan para mitra perdagangan mereka. Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menyatakan rasa kecewanya karena Jepang tak diberikan dispensasi terkait tariff baru-baru ini diluncurkan oleh Trump.

Ishiba juga berkomitmen untuk menerapkan serangkaian tindakan guna mendukung sektor dalam negeri menangani pengaruh tersebut. Hingga saat ini belum ada petunjuk tentang dugaan balas dendam dari pihak Jepang, namun negara Samurai itu meragukan apakah bea masuk tersebut sesuai dengan Perjanjian Organisasi Perdagangan Dunia (OPD). Mereka juga mencurigai kebenaran perhitungan tariff yang dipergunakan Amerika Serikat untuk Jepang.

Ishiba mengatakan kepada jurnalis yang dikutip oleh Reuters bahwa kita sudah minta pemerintah Amerika Serikat untuk mereevaluasi tindakan tariff unilaterally ini pada beberapa level, namun sayangnya kebijakan itu masih tetap dieksekusi.

Disebabkan oleh pernyataan Trump tersebut, Indeks Saham Nikkei jatuh 2,77% dan berakhir pada titik terendahnya dalam waktu delapan bulan. Hal ini secara bersamaan memangkas nilai pasarnya menjadi sekitar JPY 18,7 triliun.

Institut Penelitian Daiwa meramalkan bahwa tarif pengembalian 24% yang diberlakukan Trump kepada Jepang dapat menekan Produk Domestik Bruto (PDB) nyata negara tersebut sebanyak 0,6% di tahun ini, menyusul pertumbuhan ekonomi yang amat lambat sebesar 0,1% pada tahun 2024.

Walaupun telah dilakukan usaha diplomasi selama beberapa minggu untuk mempengaruhi pemikiran Trump, Jepang akhirnya harus merelakan fakta bahwa negerinya akan mendapat bea masuk balasan sesuai klaim Amerika tentang defisit perdagangan senilai 46 persen dengan sekutu terdekatnya tersebut.

Tingkat tarif 25 persen yang sudah diumumkan sebelumnya untuk seluruh produk impor mobil dan akan dimulai efektif pada tanggal Thursday (3/4) di Amerika Serikat, juga menimbulkan dampak signifikan terhadap industri otomotif Jepang. Bagian ini menduduki kira-kira 3 persen dari Produk Domestik Bruto.

” Kami akan tetap mendorong Amerika Serikat agar mengkaji kembali kebijakan mereka,” ujar Ishiba. Dia menyebutkan pula adanya potensi bagi dirinya untuk bertemu langsung dengan Trump pada saat yang tepat.

Ishiba juga mengatakan bahwa pemerintah Jepang bakal merilis sejumlah bantuan, termasuk menyederhanakan proses bagi usaha kecil dalam mendapatkannya kredit yang dijaminkan oleh negara.

Menteri Perdagangan Yoji Muto menyebutkan bahwa mereka sudah mendirikan satuan tugas spesifik guna mengevaluasi efek dari tarif yang diberlakukan itu. Tindakan ini diambil sesudah usaha terakhirnya untuk melakukan dialog dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick sebelum pengumuman Trump di Rose Garden gagal mencapai hasil positif.

Saat dimintai pendapat tentang kemungkinan balasan dari Jepang, Muto menyampaikan bahwa timnya harus mengevaluasi lebih dulu beberapa ancaman potensial. “Kita perlu merumuskan keputusan terbaik untuk negara kita, dengan strategis serta tangkas tapi juga sigap,” ungkapnya.