Supplies of School, IT & Office Equipment


SAM

, JAKARTA — Tingkat
inflasi
Amerika Serikat (AS) diyakini akan mengalami lonjakan hingga mencapai 4,5%, dan tetap pada posisi yang tinggi apabila tarif impor yang telah disampaikan oleh Presiden Donald Trump dipertahankan.

“Meski terdapat beberapa kemungkinan dimana tarif dapat diturunkan melalui negosiasi, inflasi dasar [core CPI] mampu naik sekitar 4,5% setahun,” ungkap Durham Abric, pemimpin bagian tersebut.
inflasi AS
di Citadel Securities kepada
Bloomberg
.

Inflasi dasar di Amerika Serikat meningkat menjadi 3,1% pada bulan Februari dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Citadel Securities mengantisipasi ada kemungkinan peningkatan inflasi yang cukup signifikan dalam rentang waktu tiga sampai enam bulan mendatang.

“Tetapi tekanan ini akan bertahan sampai tahun depan atau mungkin satu setengah tahun lagi,” katanya.

Langkah yang diambil Trump dengan mengenakan tarif tinggi terhadap negara-negara mitra perdagangan Amerika Serikat adalah bagian dari usahanya memperbaiki sistem ekonomi dunia serta mendorong industri manufaktur kembali ke tanah airnya.

Kebijakan ini mengatur tarif impor minimal sebesar 10% yang diberlakukan bagi semua negara serta memberlakukan tarif khusus dengan persentase lebih tinggi pada negara-negara kontributor defisit perdagangan. Di antaranya terdapat tarif 54% untuk China dan 20% untuk Uni Eropa.

Ketentuan tariff terbaru yang dikeluarkan oleh Trump pada hari Rabu tanggal 2 April 2025 secara signifikan mempengaruhi perdagangan global sampai keesokan harinya, Kamis 3 April 2025. Di sisi lain, obligasi pemerintah Amerika Serikat naik nilainya, dengan tingkat pengembalian surat utang 10 tahun merosot di bawah angka 4%, suatu kondisi tidak dialami sejak bulan Oktober 2024.

Lonjakan pasar
obligasi
Ini terjadi saat keresahan tentang resesi semakin memuncak. Beberapa ahli ekonomi dari bank-bank ternama seperti Barclays Plc dan Nomura Securities International Inc., justru mengurangi perkiraan mereka untuk pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat.

“Bila Anda meratakan harapan inflasi dasar untuk tiga sampai enam bulan akan datang, hasilnya dapat mencapai kisaran 5%,” tambah Abric. Ia menyebutkan apabila The Fed melakukan hal ini,
The Fed
Mulai mengurangi tingkat suku bunga ketika inflasi dasar terus meningkat, harapan inflasi jangka panjang bisa menjadi tantangan serius.

Para investor sekarang mengantisipasi bahwa bank sentral kemungkinan akan menurunkan tingkat suku bunga sekurang-kurangnya tiga kali pada tahun ini akibat kekhawatiran terhadapperlambatan ekonomi.

“Bila mereka berniat untuk menggerakkan perekonomian, maka langkah tersebut perlu dilakukan dengan sigap; akan tetapi hal ini hanya dapat terwujud apabila berada dalam situasi yang sangat kritis,” jelas Abric sambil menyebutkan bahwa angka pengangguran mesti hampir mencapai 5% agar bisa dikatakan layak.

“Bisa jadi kita akan mengalami penurunan tingkat suku bunga yang lebih lanjut atau malah tidak ada perubahan,” ucapnya.

Walau begitu, Abric menganggap adanya dua kali potongan suku bunga sebagai skenario yang lebih masuk akal. Menurutnya, pandangan pasar sekarang terlalu pesimistik tentang peluang penurunan suku bunga dalam waktu enam bulan mendatang.

Apakah kita dapat mengamati potongan yang lebih besar atau lebih tajam di tahun 2026 atau 2027? Hal tersebut sangat memungkinkan, namun dengan kondisi pasar sekarang yang cenderung pasti akan memberikan diskon pada bulan Juni, menurut pendapatnya hal itu kurang mungkin terwujud.