Supplies of School, IT & Office Equipment


SAM

– Sektor asuransi jiwa di Indonesia melihat perkembangan yang menguntungkan pada tahun 2024. Total pendapatan premi tercatat senilai Rp 185,39 triliun, dengan kenaikan sebesar 4,3% jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Di sisi lain, jumlah pemegang polis pun bertambah 80,1%, menyentuh angka 154,64 juta orang.

Pencapaian angka tersebut menunjukkan peningkatan kesadaran publik tentang signifikansi perlindungan keuangan. Meskipun demikian, terdapat masih cukup banyak keluarga yang berada dalam posisi rawan secara finansial saat kehilangan sumber penghasilan primer mereka. Total pembayaran klaim serta benefit telah menyentuh angka sebesar Rp 160,07 triliun.

Sebaliknya, inflasi masih menjadi hambatan utama dalam merancang warisan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi di Indonesia untuk bulan Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% year-on-year, dan hal ini bisa menyebabkan penurunan nilai aset apabila tidak dirancang dengan tepat. Mengingat adanya tren inflasi yang konsisten, nilai aset yang akan diberikan sebagai warisan mungkin akan mengalami penyusutan seiring berjalannya waktu bila tak ada perencanaan yang cermat.

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) melaporkan bahwa saluran bancassurance merupakan sumber utama penerimaan premi di bidang asuransi jiwa. Total pendapatan premi mencapai angka Rp 81,04 triliun, meningkat sebesar 5,6% jika dibandingkan dengan periode setara pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan bancassurance mendekati 43,7% dari seluruh pangsa pasaran.

“Performa positif ini membuktikan bahwa bancassurance tetap menjadi saluran distribusi utama dengan jangkauan pasar yang luas dan bervariasi. Dalam lima tahun terakhir, walaupun industri dihadapkan pada berbagai hambatan, jalur ini selalu menjaga bagian terbesarnya dalam total premi sektor tersebut, mencerminkan ketahanan serta kelebihan model distribusi ini,” ungkap Direktur Bancassurance Great Eastern Life Indonesia (GELI) Sisca Then saat ditemui oleh Jawa Pos, Kamis (3/4).

Dia menganggap bahwa produk Bancassurance memberikan akses yang sangat luas dan sistematis lewat jaringan kantor cabang bank mitra yang ada di berbagai wilayah Indonesia. Dengan demikian, produk asuransi ini bisa mencakup segmen masyarkat yang lebih besar lagi. Di samping itu, hal tersebut juga membantu memenuhi tujuan inklusi finansial nasional yang telah ditentukan oleh pemerintah yaitu sebanyak 98% pada tahun 2045.

Masyarakat umumnya lebih memercayai bank sebagai lembaga keuangan. Oleh karena itu, menawarkan asuransi sebagai salah satu instrumen mendukung pencapaian tujuan finansial melalui bank akan lebih mudah diserap dan dapat meningkatkan keyakinan mereka terhadap produk-produk tersebut,” tambahnya.

Sesuai dengan pendapat Sisca, permintaan publik atas produk asuransi sekarang menjadi lebih bervariasi. Variasinya disebabkan oleh perbedaan keperluan proteksi di antara setiap kelompok. Akan tetapi, secara keseluruhan ada peningkatan ketertarikan pada produk-produk yang menawarkan perlindungan dalam hal kesejahteraan kesehatan, mengantisipasi penyakit serius, dan juga produk yang mudah disesuaikan serta cocok bagi tujuan keuangan jangka panjang.

GELI berkolaborasi dengan OCBC guna mempercepat pemasaran produk perlindungan jiwa yang diciptakan untuk mendukung masyarakat dalam mengatur warisan mereka secara efektif. Di samping itu, layanan ini bertujuan melawan dampak inflasi pada nilai harta benda pelanggan dan menjamin stabilitas keuangan rumah tangga di kemudian hari lewat Great Legacy Assurance. Nilai uang pertanggungan akan naik seiring waktu, disertai dengan tambahan manfaat atas diagnosis penyakit serius (dipercepat).

Apabila seorang nasabah dinyatakan mengidap penyakit berbahaya, produk asuransi ini akan membayarkan 50% dari manfaat kematian sampai batas maksimum senilai Rp3 miliar per individu. Ini memberikan bantuan keuangan substansial ketika sedang dalam situasi darurat medis. Sehingga mempertahankan integritas warisan yang telah direncanakan sementara juga menjamin perlindungan terbaik untuk keluarga mereka.

“Pelanggan diberi pilihan untuk membayar secara fleksibel, baik sekali bayar atau berkelanjutan selama tiga atau lima tahun, dengan cakupan polis mencapai umur 100 tahun, sehingga menjamin ketenangan saat merancang anggaran finansial,” terangnya.

Menurutnya, polis asuransi jiwa yang menggunakan mata uang dolar AS (USD) dapat menjadi opsi untuk menyediakan proteksi finansial sekaligus mengembangkan harta kekayaan. Untuk memenuhi permintaan tersebut, GELI bekerja sama dengan OCBC meluncurkan produk bernama GREAT Max Pro Assurance.

Produk asuransi jiwa berdenominasi USD ini juga menawarkan tingkat pengembalian yang ditentukan secara fixed selama lima tahun awal. Hal tersebut memungkinkan para nasabah untuk mengatur perencanaan keuangannya dengan lebih terjamin.

Kepala Departemen Agency AAJI Wianto Chen mengungkapkan bahwa pendapatan premi melalui Bancassurance diperkirakan akan meningkat sepanjang tahun ini. Terutama untuk perusahaan asuransi jiwa yang bekerja sama dengan bank untuk menjual produk mereka. Dia menambahkan, “Mereka tetap memiliki pasar tersendiri. Tambahan lagi, para nasabah masih butuh klarifikasi serta interaksi langsung saat mencari informasi tentang produk asuransi.”

Namun begitu, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan bahwa penyebaran Bancassurance untuk produk asuransi jiwa terpengaruh oleh beberapa hal. Hal ini meliputi beragam faktor yang berasal dari peraturan, kondisi pasar, serta aspek operasional.

Sangat penting untuk menjelaskan peraturan mengenai kejelasan manfaat dan risiko dari suatu produk. Dalam situasi ketidakstabilan ekonomi dunia ini, sebagian besar orang cenderung memilih instrumen investasi yang memiliki likuiditas tinggi dibandingkan dengan asuransi jiwa yang berorientasi pada periode waktu lama.

“Maka dari itu, pemahaman mengenai kepentingan asuransi harus senantiasa diperkuat sehingga publik dapat memandang asuransi sebagai suatu keperluan daripada sekadar produk ekstra dari bank,” jelasnya. (han)