Supplies of School, IT & Office Equipment


SAM.CO.ID – JAKARTA

. Bursa Asia mengalami penurunan pada pembukaan perdagangan pagi ini. Pada hari Kamis (3/4) pukul 08:21 WIB, Indeks Nikkei 225 jatuh sebesar 3,22% hingga mencapai level 34.575,22. Demikian juga, Indeks Hang Seng membukan sesi dengan penurunan 2,43% sampai berada di posisi 22.638,21.

Di sisi lain, indeks Kospi mengalami penurunan sebesar 1,27% mencapai 2.473,97, sedangkan indeks ASX 200 merosot 1,46% berada di level 7.818,7.

Pada saat yang sama, indeks FTSE Straits Times menunjukkan penurunan sebesar 0,78% hingga mencapai level 3.923,44, sementara itu FTSE Malay mengalami pelemahan sebesar 0,41% sampai di posisi 1.520,3.

Bursa saham di Asia merosot usai Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengenakan bea balasan yang signifikan bagi lebih dari 180 negara dan daerah.

Dalam diagram yang diposting ke media sosial, Gedung Putih mengindikasikan tarif efektif yang dikenakan oleh negara-negara asing terhadap produk-produk AS, mencakup “penyimpangan nilai tukar mata uang serta penghalang-penghalang dalam perdagangan.”

Rumah Putih menyebutkan bahwa tambahan tariff pemulangan terhadap Cina akan ditingkatkan hingga 20% dari yang sudah ada. Hal ini menunjukkan bahwa total tariff aktual untuk produk-produk asal Tiongkok sesuai dengan peraturan lama pemerintahan Trump telah menjadi 54%.

Di sisi lain, produk-produk dari India, Korea Selat, dan Australia terkena bea masuk berturut-turut senilai 26%, 25%, dan 10%.

Melalui keputusan itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia mulai hari ini terdepresiasi sebesar 1,55%.

Indeks rujukan Nikkei 225 di Jepun terjun lebih daripada 4% apabila pasaran buka, manakala Indeks Topix turut merosot lebih dari 4% seiring dengan pembukaan.

Di Korea Selatan, indeks Kospi memulai sesi dengan penurunan lebih dari 3%, sedangkan indeks Kosdaq yang terdiri atas perusahaan-perusahaan berskala kecil mengalami penurunan sebesar 0,55%.

Dalam sesi kali ini, harga emas melambung hingga ke level tertingginya sepanjang masa dan dijual dengan nilai US$ 3.156,75 setiap onsnya pada pukul 07:28 pagi Waktu Singapura, dikarenakan banyak investor beralih untuk memborong aset safe haven tersebut.

Kontrak berjangka Amerika Serikat mengalami penurunan akibat kebijakan tariff substansial yang diberlakukan Trump sebesar minimal 10%, serta mungkin lebih tinggi bagi beberapa negara, hal ini menambah potensi resiko terjadinya perang perdagangan global yang dapat memiliki dampak merugikan pada perekonomian AS yang telah mulai lesu.

Dalam sesi terdahulu, Wall Street menutup perdagangan dengan penguatan di tengah kegembiraan pasar yang tinggi. Indeks S&P 500 bertambah sebesar 0,67%, mencapai penutupan di angka 5.670,97, sementara itu indeks Nasdaq Composite meningkat 0,87% dan finis di level 17.601,05.

Indeks Dow Jones Industrial Average yang mencakup 30 saham mengalami kenaikan sebesar 235,36 poin, atau 0,56%, sehingga menetap di level 42.225,32.

Saham Tesla mengalami peningkatan sebesar 5,3% dan melonjak setelah muncul kabar jika Presiden Trump sudah memberikan sinyal pada kabinetnya tentang niat Elon Musk untuk turun dari jabatannya.