Supplies of School, IT & Office Equipment


JAKARTA, SAM

Pada Hari Pertama setelah Idul Fitri 2025, Selasa (1/4/2025), kondisi di mal-mal tak terlihat sama dengan hari liburan biasa ataupun Lebaran pada tahun-tahun lampau.

Menurut pengamatan SAM, sebuah pusat perbelanjaan di wilayah Jakarta Selatan terlihat lebih sepi pada Hari Kedua Idul Fitri dibandingkan dengan hari-hari biasa yang merupakan hari libur.

Itu telah terlihat di area parkir mall itu. Pada hari Selasa (1/4/2025) sekitar pukul 16:00 WIB, tempat parkir untuk roda dua dan empat kosong daripada biasanya saat akhir pekan.

Tempat-tempat yang sering kali ramai dengan para pengunjung umumnya merupakan warung makan atau kios-kiosk kecil. Di sisi lain, beberapa stand lain terlihat sepi dari pembeli.

Seorang karyawan toko minuman bernama Dewi (bukan namanya yang sesungguhnya) menyatakan bahwa jumlah pengunjung mall di hari-hari pasca Idul Fitri tidak semeriah hari liburan biasa, apalagi dibandingkan dengan rata-rata akhir pekan.

“Betul sekali, sedang sunyi, biasanya saat Lebaran di tempat tinggal saya,” katanya.

Dia menyebutkan, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya, jumlah pengunjung mall memang biasanya lebih rendah beberapa hari setelah Idul Fitri. Sementara itu, kenaikan kunjugan umumnya terlihat selama Ramadhan, terutama di sore dan malam hari.

“Umumnya cukup sunyi, namun kali ini bahkan terlalu hening. Sedangkan saat penuaan Ramadan lalu tempat tersebut sangat dipadati orang,” tambahnya.

Dewi bersumpah bahwa situasi mall akan membaik lagi satu minggu setelah perayaan besar.

“Baru akan heboh kembali pekan depan,” katanya.

Pernyataan itu dikonfirmasi pula oleh salah satu petugas kios makanan lain yang enggan untuk menyampaikan nama dan detail dirinya. Menurut informasinya, walaupun terlihat masih ada tamu yang berkunjung ke pusat perbelanjaan ini, namun jumlah mereka belum mencapai tingkat normal seperti sedia kala.

“Sungguh masih banyak orang di sini, hanya saja memang tidak sepadat biasanya,” katanya.

Menurut kenangannya, jumlah pengunjung ke mal di periode setelah Lebaran tahun lalu masih lebih banyak daripada pengunjung yang datang hari ini.

“Mungkin tahun lalu masih lebih padat,” katanya.

Agak berbeda, Lia (ini bukan namanya yang sebenarnya) yang bekerja sebagai karyawan di sebuah butik fashion mengatakan bahwa jumlah pembeli saat ini cukup banyak.

“Gembira-gembiralah rasanya,” katanya.

Meskipun demikian, kondisinya sekarang memang kurang ramai dibandingkan dengan hari libur nasional pada umumnya. Dia mengatakan bahwa penyebabnya adalah karena masih banyak warga yang pulang kampung untuk lebaran.

“Meski mungkin banyak yang pulang kampung, namun situasinya tidak terlalu ramai dan juga tidak sepenuhnya sunyi,” demikian katanya.

Kekosongan pusat perbelanjaan sering dihubung-hubungkan dengan penurunan kemampuan konsumen untuk membelanjakan uangnya. Menurut data dari CORE Indonesia, daya beli kalangan menengah hingga bawah akan semakin tertekan menjelang Hari Raya Idulfitri pada tahun 2025.

Dalam laporan dari CORE Indonesia dengan judul Awas Anomali Konsumsi Jelang Lebaran 2025, beberapa petunjuk ekonomi mengindikasikan bahwa aktivitas konsumen tetap lesu walaupun sudah dekat dengan hari raya Idul Fitri.

Secara langsung, penurunan konsumsi ini terlihat dari hilangnya pola belanja tradisional yang biasanya terjadi selama Ramadan dan Lebaran.

Meski demikian, CORE Indonesia mencatat sampai minggu ketiga Ramadhan, pengeluaran rumah tangga tetap lemah. Di sisi lain, terdapat indikasi jelas bahwa kelompok rumah tangga dengan ekonomi sedang hingga rendah mulai mengurangi pembelanjaannya.

“Kehilangan gairah selama bulan Ramadhan dan mendekati hari raya merupakan suatu fenomena tidak normal yang mencerminkan masalah pada perekonomian dalam negeri Indonesia,” demikian tertulis dalam laporan dari CORE Indonesia.

Indikasi salah satunya menguatnya lemahnya kemampuan pembelian publik terjadi melaluiperlambatannya dalam hal transaksi pada sejumlah tempat perbelanjaan ritel.

Itu sesuai dengan penurunan aktivitas perdagangan melalui ATM dan debit serta kartu kredit.

Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa pertumbuhan nilai transaksi pembelian dengan menggunakan ATM dan kartu debit di tahun 2024 mengalami kontraksi cukup signifikan sebesar 4% jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang masih menunjukkan kenaikan sebanyak 8%.

Angkanya bahkan di bawah tingkat sebelum pandemi COVID-19 pada tahun 2016 sampai 2019 yang berada di kisaran 11%.

Bukan hanya itu saja, namun ada pula penurunan dalam aktivitas pembelian dengan Kartu Kredit, hal ini biasanya sering dijalankan oleh kelompok masyarakat berpenghasilan sedang hingga tinggi.