Jika tidak salah ingat, seminggu yang lalu saya mengunjungi sejumlah kantor yang terletak di area Pontianak Mall, Jalan Teuku Umar untuk mempromosikan produk-produk terbaru dari hotel tempat saya bekerja.
Ya… untuk sahabat-sahabat yang sempat mengikuti tulisan-tulisanku sebelumnya di SAM, mungkin sudah mengetahui kalau aku dulunya adalah bekas pegawai hotel. Suatu hari, jalan hidupku membawaku kembali ke industri serupa itu lagi. Memang tak terduga, jalannya Tuhan sungguh luar biasa.
Saya melanjutkan dengan mengunjungi sebuah perusahaan dimana gedungnya dan plang nama depan terlihat usia dan kurang terawat. Menurut pendapat saya, setiap potensi klien memiliki nilai tersendiri bagi saya. Tidak peduli seberapa besarnya atau kecilnya mereka.
Bangunan kantornya kelihatan sepi dan kosong. Begitu memasuki ruangan, terlihat ada dua individu yang asyik bekerja di atas permukaan mejanya yang berbentuk persegi panjang.
Saya secara spontan bertatap mata dengan seorang laki-laki yang memakai kaos putih serta celana panjang hitam. Di hadapannya terlihat seorang perempuan yang menggunakan jas hujan warna abu-abu.
Seperti dugaanku, orang yang bertugas di sana ternyata laki-laki. Mulai saat ini mari kita panggil dia dengan nama “Pak O.” Aku segera menggenggam tangan dan memperkenalkan diriku sendiri.
Halo, nama saya Dicky dan saya berasal dari Hotel MMM. Mungkin kita dapat meluangkan waktu sejenak untuk berbicara, siapa tahu perusahaan Bapak suatu hari nanti akan mengadakan acara di tempat kami.
Setelah mengetahui niat dan tujuanku, Mister O segera mengalihkan wajahnya, lalu duduk sambil melanjutkan permainan online miliknya.
“Tidak,” jawabnya singkat.
Saat itu sebenarnya saya agak bingung dengan Mister O. “Bisa dijelaskan lebih lanjut, Pak?”
“Tidak,” jawabnya lagi.
Kali ini saya bertemu mata dengan seorang wanita berkemeja Jas berwarna kelabu. Kadang-kadang dia melirik Mister O dengan ekspresi penuh kebimbangan.
Saya perlahan menyadari keadaannya. Kemudian, saya pun mengungkapkan rasa terimakasih pada keduanya dan meninggalkan tempat tersebut dengan cara yang sopan. Meski demikian, wanita berkemeja jas warna abu-abu itu malahan mencondongkan kepalanya seakan dia sedang minta maaf, meskipun dia tidak melakukan kesalahan apapun.
***
Saat dalam perjalanan pulang ke kantor, saya melakukan evaluasi tentang beberapa aspek, seperti pertemuan saya dengan Mister O. Bisa jadi ada kesalahan pada bagaimana caranya saya bicara atau bergaya, serta hal-hal lainnya yang mungkin terlewatkan.
Saya menduga awalnya bahwa di kota Pontianak terdapat jenis orang yang tidak menyukai aktivitas pemasaran, menjual produk, atau melakukan promosi. Mereka cenderung mengelakan segala sesuatu berkaitan dengan itu dikarenakan ketidakmampuan dalam berinteraksi secara efektif.
Namun, mengapa Mister O bisa bermusuhan dengan aktivitas menjual sementara dia beroperasi di suatu kantor pemasaran? Sungguh aneh.
Kedua, dituduhkan bahwa Mister O memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan dalam hal bisnis hotel dan oleh karena itu dia sangat sekali mengidap alergi terhadap istilah “hotel”.
Tuduhan ketiganya adalah dia merasa terganggu karena waktu bermain game-nya dikurangi, hingga membuatnya marah. Namun bukan seharusnya saat itu tetap masuk dalam jam kerjanya?
Keempat, dituding memiliki sikap yang kurang berbudi pekerti kepada oranglain.
Setelah mempertimbangkan berkali-kali, ternyata asumsi-asumsi tersebut kurang relevan. Yang terpenting justru bagaimana menanggapi ketidakberanian sang kandidat klien.
Walaupun agak kebingungan disertai campuran emosi, syukurlah logika tetap mendominasi. Saya masih dapat bersalam-salaman secara sopan dan tepat. Secara umum, kita tidak harus seperti orang yang kalah.
Oleh sebab itu, saya mengerti kenapa lingkungan kerja di tempat Mister O berada tampak suram dan tenang, karena karyawan cenderung lebih memilih untuk menolak daripada mencari peluang baru.
Di bidang penjualan, tentu banyak individu seperti Mister O yang bakal kita temui. Baik mau tidak, saya benar-benar perlu bersiap menghadapi mereka. Pada hari tersebut, sedikit rasa cemas menyelimuti saya sebab sudah lama berinteraksi hanya dengan manusia-manusia dari jenis seperti Mister O (sudah cukup lama saya keluar dari industri pemasaran hotel).
Harapannya adalah bahwa pengalaman pendek ini dapat memberikan pembelajaran serta hikmah bagi setiap orang yang terlibat dalam penjualan dan pemasaran sebuah produk.
—-
Pontianak, 2 April 2025
IG: dicky_armando111
