Supplies of School, IT & Office Equipment


SAM.CO.ID – SINGAPURA

Pasar saham jatuh, sedangkan obligasi naik, dolar Amerika Serikat (AS) bertambah kuat, dan bursa di kawasan Asia siap-siap untuk turun pada sesi trading hari ini (3/4). Hal itu disebabkan oleh pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang peningkatan tariff yang melebihi ekspektasi di sektor ekonomi utama global tersebut, sehingga menimbulkan ketidakpastian dalam perdagangan serta aliran suplai barang-barang.

Kontrak berjangka Nasdaq jatuh 4%, dengan saham teknologi memimpin penurunan akibat dampak dari China. Negara ini menerima tambahan bea sebesar 34% di atas tingkat 20% sebelumnya dan menjadi sentra produksi penting. Saham Apple merosot mendekati 7% selama sesi after-hours.

Kontrak berjangka indeks S&P 500 merosot sebesar 3,3%, sementara kontrak berjangka Nikkei jatuh di atas 4%. Di sisi lain, pasar saham Australia dimulai dengan penurunan 2%.

Dolar Amerika Serikat mengalami penguatan di antara fluktuasi nilai tukar mata uang, dengan pengecualian terhadap yen yang tetap menjadi salah satu jenis aset safe haven.
safe haven
yang meningkat hingga 148,15 per dolar.

Emas hampir mencapai rekor tertingginya yang baru sementara kontrak berjangka Treasury AS mengalami kenaikan pesat akibat ketakutan terkait perlambatan perekonomian Amerika Serikat.

Pada saat bersamaan, harga minyak —yang dianggap indikator pertumbuhan dunia— anjlok sekitar 2%, dengan kontrak berjangka minyak mentah Amerika Serikat ditutup pada level US$ 69,73 per barel.

Trump menyatakan bea masuk awalnya sebesar 10% untuk barang impor, namun dengan tambahan biaya yang signifikan bagi beberapa negara partner perdagangan tertentu, khususnya di wilayah Asia.

Di luar pajak sebesar 34% dari China, Jepang mengalami tarif 24%, Vietnam dengan bea masuk 46%, serta Korea Selatan menerima pembayaran 25%. Bahkan Uni Eropa juga dikenakan cukai senilai 20%.

Dana ETF Vietnam yang dikelola oleh Van Eck mengalami penurunan lebih dari 8% pada sesi pasca pasar.

Trump juga menutup lubang yang dimanfaatkan untuk mengirim kiriman berharga rendah dari Cina, hal ini diperkirakan bakal membawa kerugian bagi raksasa e-commerce asal Tiongkok tersebut.

Para mitra perdagangan diprediksi akan membalas dengan langkah-langkah mereka sendiri yang bisa mengakibatkan kenaikan harga secara signifikan.

“Serentetan tarif ini akan kami sebut sebagai ‘lebih buruk dari skenario terburuk’ seperti khawatir para pemain di Wall Street,” ujar analis di Wedbush, karena industri suplai teknologi di Taiwan dan China menderita dampak besar.

Angka-angka pada kontrak bunga jatuh tempo Amerika Serikat naik lantaran para investor mengkalkulasiperlambatan ekonomi negara tersebut serta adanya potensi kenaikan kemungkinan pengurangan tarif pinjaman.

“Tarif yang diungkapkan hari ini sangat melebihi harapan awal, dan bila tak segera diselesaikan negosiasi, kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat akan bertambah besar,” ujar analis pasar IG Tony Sycamore.