Supplies of School, IT & Office Equipment

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam tidak membantah bahwa adanya insentif untuk mobil hybrid dalam bentuk pengurangan Pajak Penjualan Barang Mewah yang Dibebankan kepada Pemerintah (PPnBM) sebesar 3% ikut memacu performa ekspornya.

“Lagi-lagi penting untuk mencatat eksportasi kendaraan listrik, pada tahun lalu (2023), jumlahnya sekitar 87.00 unit. Pada tahun 2024 terjadi peningkatan mendekati 111% sehingga mencapai 18.700 unit. Jadi, upaya pemerintah dalam menyediakan insentif hybrid ternyata bukanlah usaha yang percuma karena mendorong pertumbuhan ekspor,” ungkap Bob Azam di Jakarta baru-baru ini.

Bob mengatakan bahwa hampir seluruh pasar ekspor Toyota di Indonesia sebagian besar tetap membutuhkan model mobil listrik seperti Kendaraan Listrik Berbahan Bakar Hibrida (HEV) akibat fleksibelnya pilihan sumber dayanya.

“Apabila kita melihat pada segmen eksportasi kita, mayoritas pembeli meminta produk hibrida dikarenai oleh infrastruktur dan faktor-faktor lainnya. Di kawasan Amerika Selatan tersebut terdapat banyak BBM berbasis etanol yang dapat dipakai dalam kendaraan berteknologi hibrida sehingga tingkat emisi menjadi semakin rendah,” jelasnya.

Dia berharap bahwa dengan penambahan dua varian kendaraan listrik buatan dalam negeri yakni Innova Zenix HEV dan Yaris Cross HEV bisa membantu meningkatkan target ekspor negara sambil menambah jumlah unit yang diekspor ke pasar internasional.

Di bulan Januari-Februari 2025 ini, eksportasi telah menyentuh angka 39.000 unit. Oleh karena itu, semoga pada akhir tahun kita bisa meraih target yang diinginkan.
milestone
3 juta unit ekspor,” ungkap Bob Azam.

Merek asal Jepang tersebut memulai usaha eksportasi kendaraan bermotor dalam bentuk lengkap alias Completely Built Up (CBU) untuk pertama kalinya di tahun 1987 lalu. Sampai saat ini, TMMIN telah sukses mengekspor lebih dari 2,8 juta unit produknya ke hampir 100 negeri berbeda.

“Kemudian bisa memberikan devisa bagi Indonesia, mungkin lebih kurang 3 miliar USD. Itu bisa kita capai karena dukungan semua pihak, pemerintah kemudian juga rekan-rekan media yang menyampaikan,” papar Bob.

Toyota Indonesia baru-baru ini menyatakan pencapaian satu juta unit untuk pertama kalinya di tahun 2018, lalu mencapai dua juta unit ekspor pada tahun 2022. Walaupun demikian, Bob mengakui bahwa proses mendekati milestone selanjutnya yaitu tiga juta unit tidaklah mudah dan hadir dengan berbagai tantangan.

“Mungkin semua tahu bahwa
global market
Menderita penipisan, konflik Ukraina mempengaruhi industri energi di Eropa yang mengakibatkan turunnya permintaan serta dampak finansial global secara keseluruhan,” demikian katanya.

Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2024, jumlah ekspor kendaraan bermotor buatan dalam negeri diperkirakan akan turun menjadi kisaran 276.000 unit, yang merupakan penurunan jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2023 yang mencapai 290.000 unit.