Beribadah tak pernah ada istilah terlambat. Ada cerita tentang seorang pemuda yang tiba di mesjid dengan tertunda namun justru menerima pujian dari Rasululloh SAW. Mengapa demikian?
Melakukan ibadah dengan sepenuh hati adalah wujud dari ketaatan terbesar seorang hamba kepada Allah SWT. Kadang-kadang, ujian bagi seseorang tidak hanya datang saat mereka berusaha mencapai kesalehan, namun kejujuran dalam hati selalu menjadi faktor utama di hadapan Allah SWT.
Sama seperti sebuah cerita menginspirasi tentang seorang remaja yang tiba di mesjid dengan telat. Tetapi malahan dia mendapat pujian langsung dari Nabi Muhammad SAW serta menimbulkan persaingan antara para malaikat untuk merekam amalan baiknya. Mengapa peristiwa ini bisa terjadi?
Lihat ceritanya di sana, Bunda.
9 Doa Pengobat Setiap Penyakit dari Nabi Muhammad SAW
|
Cerita tentang seorang muda yang terlambat sampai di mesjid
Mengutip
detikcom
yang diadaptasi dari novel dengan judul
115 Cerita Luar Biasa tentang Kehidupan Rasulullah SAW
Yang dikarang oleh Fuad Abdurrahman, pada satu waktu, Rasulullah SAW shalat berjemaah di masjid bersama para sahabatnya.
Pada saat sholat jamaah, seorang pemuda terburu-buru melangkahkan kaki ke arah mesjid. Ia melangkah dengan lebar dan cepat, sambil dadaannya naik-turun karena ia mencoba mengatur nafas yang memburu.
Remaja itu menyadari dia sudah telat. Tetapi hasratnya untuk bergabung shalat berjamaah dengan Nabi Muhammad SAW mendorongnya melewatkan perasaan letihnya.
Sepanjang perjalanannya, dia selalu mendoakan supaya diberi kesempatan untuk ikut bersama dengan jemaah. Begitu tiba di mesjid, suara recitation sholat pun telah terdengar.
Tanpa keraguan, si muda itu langsung menjejakkan kakinya dan memasuki kelompok tersebut, mencoba menyatu dengan yang lain. Meskipun tubuhnya masih merasa letih dan pernafasan belum pulih sepenuhnya, dia tetap ikhlas dalam hati saat membisikkan doanya.
Alhamdulillahi hamdan banyaknya yang baik dan dipenuhi berkat (Semua puja kepada Allah dalam bentuk penghargaan yang sangat besar, yang penuh kebaikan serta berkah).
Doa adalah suatu bentuk ucapan rasa terima kasih karena peluang yang dikaruniakan Allah SWT baginya untuk beribadah. Sesudah shalat usai, Rasulullah SAW membalik badan menghadap kepada jamaah lalu ia bertanyakan;
Siarakah yang baru saja berkata sesuatunya ketika saya sedang melaksanakan salat?
Para sahabat yang hadir bertukar pandang. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berani menimpali.
Rasulullah SAW menyampaikan kembali pertanyannya sambil menekankan bahwa apa yang dikatakannya tidaklah jelek. Kemudian, pemuda yang sebelumnya sampai terlambat pun malu-malu mengacungkan tangannya dan berbicara dengan suara pelan;
Wahai Rasulullah, aku hampir berlari menuju masjid. Napasku terengah-engah sehingga akhirnya kututurkan perkataan itu.
Setelah mendengarkan penjelasan sang pemuda, Nabi Muhammad SAW mengeluarkan senyumnya sambil menjawab;
Memang benar, saya melihat dua belas malaikat bersaing dalam mengabadikan doa itu dan mempresentasikannya kepada Allah SWT.
Para sahabat yang hadir sangat terkesima dan merasa kagum. Seberapa besarnya nilai dari doa tersebut saat disampaikan dengan sepenuh hati sehingga para malaikat bersaing untuk mengabadikkannya dalam buku catatan mereka.
Cerita ini mengajarkan bahwa kebaikan berniat dan kesungguhan hati saat ibadah jauh lebih penting daripada hanya memperhatikan akurasi waktu.
Bukan hanya itu saja, cerita ini pun menunjukkan betapa luasnya karunia Allah. Walaupun seorang hamba bisa jadi merasa tidak cukup baik dalam beribadah, namun Allah SWT selalu memperhatikan ketulusan dan kejujuran di hati mereka.
Kisah serupa lainnya
Riwayat yang mirip juga ditemukan di Bukhary dari Rifa’ah. Pada suatu hari, setelah Nabi Muhammad SAW berdiri dari posisi ruku’, beliau berkata;
Sami’allah ul iman hamidahu (Allah mendengarkan orang yang memujinya).
Seorang teman yang ikut shalat berjamaah lalu berkata,
Ya Tuhanku, segala puja dan hormat kepada-Mu senantiasa menjadi milikMu dalam bentuk pujian yang melimpah ruah, yang mulia serta dipenuhi berkat.
Setelah shalat, Rasulullah SAW kemudian menanyakan lagi;
Siapa tadi yang menyampaikan doanya?
Teman itu merespons dengan sangat humiliasinya;
“Aku, wahai Rasulullah.”
Dengan rasa gembira, Rasulullah SAW berucap;
Sejujurnya, saya menyaksikan lebih dari tiga puluh malaikat bersaing ketarauntuk menjadi yang pertama menuliskan kalimat tersebut.
Seberapa pentinglah mengingati dan memohon kepada Tuhan melalui doa dari hati yang tulus. Tak pernah ada istilah telat untuk berusaha mendapatkan keridhoan Allah SWT. Meskipun seseorang mungkin merasakan keterbatasan dalam menjalankan ibadah, pintu rezeki di surga masih terbuka lebar bagi mereka yang sungguh-sungguh.
Pilihan Redaksi
|
Semoga cerita diatas dapat menginspirasi Bunda serta keluarga agar terus melaksanakan ibadah dengan sepenuh hati dan tanpa pamrih.
Untuk bunda yang ingin berbagi pengalaman tentang parenting sambil mendapatkan banyak hadiah, mari bergabung dengan komunitas SAMSquad. Daftarkan diri Anda melaluinya.
di SINI
. Gratis!