Supplies of School, IT & Office Equipment


TEL AVIV, SAM–

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di hari Ahad (30/3/2025) mengungkapkan kesiapannya untuk membolehkan pimpinan Hamas keluar dari Jalur Gaza dengan syarat mereka menyerahkan senjata.

Netanyahu menyampaikan pernyataan tersebut saat serangan udara Israel lagi-lagi menyerang daerah Gaza.

Termasuk juga rumah sederhana dan tenda darurat di Khan Younis saat awal peringatan Hari Raya Idul Fitri.

Serangan itu mengakibatkan setidaknya delapan korban tewas, di antaranya ada lima anak, sesuai laporan dari badan pertahanan sipil Gaza.

“Di tingkat terakhir, Hamas akan menyerahkan senjata mereka. Pemimpin-pemimpin mereka akan diperbolehkan untuk meninggalkan tempat,” ujar Netanyahu saat menghadiri sidang kabinet, sebagaimana dilansir oleh kantor berita tersebut.
AFP
.

Dia menyatakan bahwa tindakan militer Israel yang berlangsung sejauh ini sudah menghasilkan buah-buahan.

“Militer berhasil memberikan tekanan,” katanya. “Perpaduan antara tekanan militer dan diplomatislah yang akhirnya mengantarkan para tawanan kembali,” tambahnya.

Netanyahu juga membantah tuduhan bahwa pemerintahannya kurang serius dalam usaha untuk membebaskan para tawanan yang disandera di Gaza.

Menurut dia, Hamas mulai mengisyaratkan perubahan dalam pendiriannya. Dia menjelaskan, “Kami sedang berunding sambil tertekan. Kita bisa mendeteksi adanya retak yang mulai terlihat pada pandangan Hamas.”

Pada saat yang sama, Hamas mengungkapkan kesiapannya untuk menyerahkan pengendalian kekuasaan di Gaza, tetapi juga memberi peringatan bahwa penarikan senjata merupakan “batasan absolut”.

Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat saat ini berupaya lagi untuk mendamaikan kedua belah pihak, sambil juga mendorong pelepasan tawanan Israel yang masih dipegang oleh Hamas.

Pada hari Sabtu, 29 Maret 2025, seorang petinggi dari Hamas menyampaikan bahwa mereka sudah menerima tawaran gencatan senjata terkini yang dirancang oleh perantara internasional. Ia juga meminta agar Israel ikut serta dalam dukungan usulan tersebut.

Kantor Netanyahu memverifikasi bahwa Israel sudah mendapatkan salinan dari proposal tersebut dan memberikan tanggapan mereka. Meskipun demikian, sampai saat ini detail dari proses perdamaian belum dirilis kepada publik.