SAM,
JAKARTA –
Generasi sandwich
menghadapi beban biaya perawatan orang tua serta keluarganya sendiri, yang membuatnya kesulitan dalam mengontrol keuangannya.
Dengan tidak adanya perencanaan yang baik, banyak kesalahan keuangan dapat timbul dan memberatkan kondisi finansial keluarga secara bertubi-tuba. Akan tetapi, kesalahan-kesalahan tersebut sebenarnya bisa dihindari.
Dari belanja yang tak terkendali sampai lupa menabung untuk hari esok, penting bagi kita menyadari kesalahan seperti itu supaya bisa membuat pilihan yang lebih baik dan mempertahankan stabilitas finansial rumah tangga.
Apa itu Generasi Sandwich?
Dilansir dari
seniorliving.org
, Kamis (17/2/2025) Kelompok Sandwich Generation terdiri dari individu yang harus mengurus kedua orangtua lansia maupun anak-anak mereka sendiri. Seringkali, mereka merasa tertekan oleh kewajiban untuk menyediakan dukungan bagi dua generasi ini secara bersamaan.
Akan tetapi, di luar hambatan terkait waktu dan tenaga, banyak orang dari generasi sandwich juga menghadapi masalah finansial yang bisa memberatkan beban mereka di kemudian hari.
5 Kesalahan Orang Tengah dalam Pengelolaan Uang
1. Tidak Menyusun Rencana Keuangan
Salah satu kesalahan utama yang kerap dijumpai pada kelompok generasi sandwich adalah kurangnya pembuatan perencanaan keuangan yang rinci. Banyak individu dalam posisi ini belum berhasil mengidentifikasi urutan pentingnya tugas mereka dan mendistribusikan dana berdasarkan setiap keperluan secara tepat, entah itu bagi dirinya sendiri, putra-putrinya, ataupun orang tuanya.
Dilansir dari
fwd.co.id,
Pada Senin (17/2/2025), tugas awalnya adalah merencanakan anggaran finansial baik bulanan maupun tahunan. Berikut beberapa kategori yang perlu dimasukkan dalam rancangan bulanan seperti cicilan pinjaman, dana simpanan, biaya harian rumah tangga, serta alokasi untuk hal-hal pribadi.
2. Membeli Barang yang Unnecessary
Anggota generasi sandwich kerap kali terpicu untuk memborong benda-benda yang sekadar mencukupi hasrat, daripada keperluan sebenarnya. Nafsu untuk mendapatkan produk terbaru atau menyesuaikan diri dengan gaya hidup modis dapat membentuk pola belanja mereka, hal ini berpotensi merusak keseimbangan finansial dalam rumah tangga.
Oleh karena itu, individu yang berada di posisi generasi sandwich harus lebih hati-hati dalam mengatur keuangannya. Sebelum melakukan pembelian suatu produk, periksakan kembali apabila benda tersebut dibutuhkan secara mendesak atau cuma sekadar hasrat sementara.
3. Tidak Mau Berkomunikasi
Komunikasi yang tidak baik di dalam rumah tangga bisa meningkatkan tekanan, khususnya ketika mencoba merencanakan anggaran keluarga dengan sumber daya yang terbatas.
Menurut treasury.id, perlu dilakukan pembicaraan terbuka tentang situasi finansial rumah tangga serta kewajiban setiap individu dalam keluarga.
Melalui komunikasi yang efektif, tiap individu dalam rumah tangga bisa memberikan dukungan satu sama lain serta menyetujui fungsi mereka secara bersama-sama.
4. Mencampur Keuangan
Menyatukan finansial individu dengan finansial keluarga merupakan kesalahan lazim yang kerap dijalankan oleh kalangan generasi sandwich. Ini dapat menyulitkan serta mengacaukan manajemen uang mereka.
Dilansir dari
maybank.co.id
, Kamis (17/2/2025), disarankan agar kamu membuat dua jenis akun bank yang berbeda: satu untuk aktivitas sehari-hari dan satunya lagi sebagai tabungan. Dengan cara ini, akan lebih mudah bagimu untuk melacak pengeluaran serta lebih tertuju pada perencanaan finansial jangka panjang.
5. Tidak Berinvestasi
Investasi merupakan metode yang efisien untuk mengumpulkan harta dalam periode waktu lama; namun, orang-orang dari golongan sandwich kerap ragu-ragu untuk membuka investasi akibat prioritasnya yang tertuju pada keperluan sehari-hari serta pemeliharaan anggota keluarganya.
Direkomendasikan supaya generasi sandwich memulai investasi ketika kondisi finansial mereka sedang menuju stabilité. Pilihlah jenis investasi yang telah dimengerti dengan jelas, entah itu saham, reksa dana, atau properti. Tetap alokasikan bagian dari anggaran Anda tiap bulannya khusus untuk tujuan ini dan upayakan penambahan jumlah tersebut sewaktu-waktu saat pendapatan semakin bertambah.
(Siti Laela Malhikmah)